0
Tulisan ilmiah
Posted by Anita Riani Jarkasih
on
18.18
JURNAL ILMIAH TENTANG COBIT
ABSTRAKSI
ANALISIS PERMASALAHAN PADA PT. TRANSINDO JAYA KOMARA
Makalah Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
2013 Kata Kunci : Pengelolaan TI
Pada PT. Transindo Jaya Komara sudah memiliki prosedur pengelolaan
teknologi informasi yang dijalankan, tetapi faktanya prosedur tersebut tidak
sepenuhnya dijalankan, sehingga user biasanya melakukan secara manual.
BAB 1
PENDAHULUAN
COBIT
yaitu Control Objectives for Information and Related Technology yang
merupakan audit sistem informasi dan dasar pengendalian yang dibuat oleh Information
Systems Audit and Control Association (ISACA), dan IT
Governance Institute (ITGI) pada tahun 1992.
1.
Business information requirements, terdiri dari : Information : effectiveness (efektif), efficiency (efisien),
(keyakinan), integrity (integritas), availability (tersedia),
(pemenuhan), reliability(dipercaya).
2.
Confidentiality compliance
3.
Information Technology Resource,
terdiri dari : People, applications, technology, facilities, data.
4.
High – Level IT Processes.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
COBIT
didasari oleh analisis dan harmonisasi dari standar teknologi informasi dan best
practices yang ada, serta sesuai dengan prinsip governance yang
diterima secara umum. COBIT berada pada level atas yang dikendalikan oleh
kebutuhan bisnis, yang mencakupi seluruh aktifitas teknologi informasi, dan
mengutamakan pada apa yang seharusnya dicapai dari pada bagaimana untuk
mencapai tatakelola, manajemen dan kontrol yang efektif. COBIT Framework bergerak
sebagai integrator dari praktik IT governance dan juga yang
dipertimbangkan kepada petinggi manajemen atau manager; manajemen teknologi
informasi dan bisnis; para ahligovernance, asuransi dan keamanan; dan
juga para ahli auditor teknologi informasi dan kontrol. COBIT Framework dibentuk
agar dapat berjalan berdampingan dengan standar dan best
practices yang lainnya.
Implementasi
dari best practices harus konsisten dengan tatakelola dan
kerangka kontrol Perusahaan, tepat dengan organisasi, dan terintegrasi dengan
metode lain yang digunakan. Standar dan best practicesbukan
merupakan solusi yang selalu berhasil dan efektifitasnya tergantung dari
bagaimana mereka diimplementasikan dan tetap diperbaharui. Best
practices biasanya lebih berguna jika diterapkan sebagai kumpulan
pinsip dan sebagai permulaan (starting point) dalam menentukan prosedur.
Untuk mencapai keselarasan dari best practices terhadap
kebutuhan bisnis, sangat disarankan agar menggunakan COBIT pada tingkatan
teratas (highest level), menyediakan kontrol framework berdasarkan
model proses teknologi informasi yang seharusnya cocok untuk perusahaan
secara umum.
COBIT FRAMEWORK
Kerangka
kerja CobIT terdiri dari beberapa guidelines (arahan), yakni :
a. Control
Objectives
Terdiri
atas 4 tujuan pengendalian tingkat tinggi (high level control
objectives) yang tercermin dalam 4 domain, yaitu : planning
& organization, acquisition & implementation,
delivery & support, dan monitoring.
b. Audit Guidelines
Berisi
sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendali rinci (detailed control
objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management
assurance atau saran perbaikan.
c. Management
Guidelines
Berisi
arahan baik secara umum maupun spesifik mengenai apa saja yang mesti dilakukan,
seperti : apa saja indicator untuk suatu kinerja yang bagus, apa saja resiko yang timbul, dan lain-lain.
d. Maturity
Models
Untuk
memetakan status maturity proses-proses IT (dalam skala 0 – 5).
PEMBAHASAN
Pengelolaan TI (Tata Kelola TI)
Teknologi
informasi memiliki peranan penting bagi setiap perusahaan yang memanfaatkan
teknologi informasi pada kegiatan bisnisnya, serta merupakan salah satu faktor
dalam mencapai tujuan perusahaan. Peran TI akan optimal jika pengelolaan TI
maksimal. Pengelolaan TI yang maksimal akan dilaksanakan dengan baik dengan
menilai keselarasan antara penerapan TI dengan kebutuhan perusahaan sendiri.
Semua
kegiatan yang dilakukan pasti memiliki resiko, begitu juga dengan pengelolaan
TI. Pengelolaan TI yang baik pasti mengiidentifikasikan segala bentuk resiko
dari penerapan TI dan penanganan dari resiko-resiko yang akan dihadapi.
Untuk itu perusahaan memerlukan adanya suatu penerapan yang harus dilakukan
perusahaan, yakni menerapkan Tata Kelola TI (IT Governance).
PT. Transindo Jaya Komara
KOPERASI
LANGIT BIRU yang sebelumnya dikenal dengan PT. Transindo Jaya Komara (PT. TJK)
dengan Akte Notaris H. Feby Rubein Hidayat SH No. AHU. 0006152.AH.01.09. Tahun
2011 adalah perusahaan konvensional yang sudah berdiri 2 tahun dan bergerak
khusus mengelola daging sapi dan air mineral.
Saat ini KOPERASI LANGIT BIRU telah memiliki 62 suplayer pemotongan dan pendistribusian daging sapi serta pusat pendistribusian air mineral SAFWA. Adalah Ustad Jaya Komara sebagai Direktur utama memiliki pengalaman 16 Tahun dalam pengelolaan daging sapi. Ustad yang selalu berpenampilan sederhana dan apa adanya ini memiliki visi misi besar untuk kesejahteraan bersama khususnya Umat Islam. Untuk mengembangkan usahanya ini Ustad jaya Komara pada awalnya hanya menggandeng masyarakat sekitar saja untuk ikut serta menikmati keuntungan hasil usaha daging sapinya.
Saat ini KOPERASI LANGIT BIRU telah memiliki 62 suplayer pemotongan dan pendistribusian daging sapi serta pusat pendistribusian air mineral SAFWA. Adalah Ustad Jaya Komara sebagai Direktur utama memiliki pengalaman 16 Tahun dalam pengelolaan daging sapi. Ustad yang selalu berpenampilan sederhana dan apa adanya ini memiliki visi misi besar untuk kesejahteraan bersama khususnya Umat Islam. Untuk mengembangkan usahanya ini Ustad jaya Komara pada awalnya hanya menggandeng masyarakat sekitar saja untuk ikut serta menikmati keuntungan hasil usaha daging sapinya.
Berawal
dari pandanganya terhadap strata kehidupan masyarakat Indonesia dimana yang
kaya makin kaya dan yang miskin tetap miskin. Maka tercetuslah ide kreatif
untuk pengembangan usahanya dengan mengikutsertakan masyarakat pada umumnya.
Pada awalnya hanya diadakan arisan daging untuk masyarakat sekitar saja, yang
hasilnya dibagikan tiap lebaran haji baik berupa keuntungan berupa uang dan
daging sapi itu sendiri, hal ini sudah dilakukan oleh ustad jaya komara sebelum
KOPERASI LANGIT BIRU resmi berdiri.
Berkaitan
dengan pertimbangan diatas, perlu adanya suatu metode untuk mengelola IT. Dalam
hal ini, metode COBIT perlu diterapkan dalam pengelolaan perusahaan agar
pengguna IT sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan menghasilkan kinerja yang
efisien dan efektif serta mencegah atau meminimalisir adanya resiko terhadap
penggunaan IT. Dalam hal ini saya mencoba merancang penerapan COBIT pada PT. Transindo Jaya Komara.
1. Analisis
Permasalahan
· Pada
PT. Transindo Jaya Komara sudah
memiliki prosedur pengelolaan teknologi informasi yang dijalankan, tetapi
faktanya prosedur tersebut tidak sepenuhnya dijalankan, sehingga user biasanya
melakukan secara manual.
· Mengetahui
berbagai kendala dalam pengelolaan teknologi informasi yang dijalankan.
· Perusahaan
menginginkan adanya suatu evaluasi tata kelola teknologi informasi untuk
peningkatan mutu perusahaan .
· Pengolahan
Data
PO 1 Merencanakan rencana strategis
IT
Pada PT. Transindo Jaya Komara sudah mengetahui
akan rencana strategis TI, meski kenyataannya pelaksanaannya sering diabaikan.
Pendokumentasian belum terstruktur dengan jelas. Dan hanya diketahui oleh
beberapa pegawai yang berkepentingan saja. Update dari rencana strategis TI
merupakan respon dari permintaan pihak perusahaan dan juga berdasarkan
perubahan kondisi yang ada. Keputusan-keputusan stategis yang diambil hanya
berdasarkan pada masalah yang ada dalam proyek yang dilaksanakan, belum
berdasarkan rencana strategis TI yang telah ditetapkan secara konsisten.
Tetapi pada perusahaan ini sudah
adanya solusi TI yang dibuat untuk menghadapi masalah yang ada. Penyampaian
kepada konsumen juga sudah dilakukan, hanya belum berjalan dengan maksimal.
Penyampaian kepada konsumen dilakukan secara online, dengan website yang
diberikan perusahaan.
Seperti adanya rencana strategis
dalam pemanfataan TI pada perusahaan ini yakni :
· Solusi
menyeluruh untuk industri perdagangan dan investasi
· Solusi
TI menyeluruh dengan nilai yang luar biasa
· Solusi
TI menyeluruh dengan kompetensi yang tinggi
PO 2 Arsitektur Informasi
Belum semua instansi memiliki
sistem informasi dan sistem informasi yang dikembangkan belum terintegrasi.
PO 3 Arah Teknologi
Teknologi yang digunakan belum
begitu canggih karena sarana dan prasarana belum memadai.
PO 4 Organisasi TI dan hubungan
Sudah ada sebuah organisasi yang
jelas dan secara khusus menangani bidang IT, tetapi belum bekerja secara
maksimal.
PO 5 Investasi TI
Belum adanya rancangan anggaran TI
yang menyeluruh.
Alokasi anggaran yang terbatas.
PO6 Komunikasi tujuan dan arah
manajemen
Masih lemahnya koordinasi pembagian
produk produk. Hal ini menyebabkan
koordinasi koperasi kurang efektif
dan antrian yang semakin panjang.
PO 7 Manage SDM
Penempatan SDM yang tidak tepat dan
pembagian tugas yang tidak jelas.
Pengelolaan sumber daya yang belum
optimal baik di tingkat teknis operasional
maupun manajerial.
PO 8 Kesesuaian dengan external
requirement
Kurangnya kesiapan dalam antisipasi
(change of management) baik terhadap
perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi maupun terhadap tuntutan
masyarakat (globalisasi).i TI menyeluruh untuk industri
transportasi dan perjalan
PO 9 Menilai Resiko TI
Di PT. Transindo Jaya Komara sudah adanya kebijakan akan
manajemen resiko, karena sebagian besar pelaksanaan kegiatan bisnis di
Departemen TI di perusahaan ini sudah memanfaatkan teknologi 100 %. Manajemen
resiko dilakukan sesuai dengan proses yang telah ditentukan perusahaan, namun
belum ada standart khusus untuk mengatur kebijakan manajemen resiko tersebut.
Tetapi manajemen resiko pada perusahaan ini belum disosialisasikan kepada
seluruh pegawai, jadi hanya pihak terkait atau manager yang mengaturnya dan
menjalankannya. Apabila terjadi kesalahan manajer yang memberitahukan secara
manual kepada pegawainya.
Proses kelonggaran/mitigasi yang
diberikan terhadap resiko proyek, baik proyek baru atau lama semuanya diperiksa
oleh manager, tetapi masih belum konsisten karena tidak adanya standart khusus
untuk proses tersebut.
PO 10 Manajemen Proyek
Pada perusahaan ini, menajemen
untuk proyek telah memenuhi kebutuhan user. User disini ialah pegawai, manager,
pimpinan dan stakeholders lainnya. Namun, proses pedokumentasian belum berjalan
dengan baik serta pengembangan dan penggunaan teknik juga belum dilaksanakan
dengan baik. Serta aplikasi dari penerapan management proyek tergantung pada
kebijakan dari manager.
PO 11 Manajemen kualitas
Kurangnya tenaga ahli yang mampu
mengawasi kualitas TI dan rendahnya penghargaan terhadap SDM TI terampil
mempengaruhi kualitas sistem dan pengembangan TI.
KESIMPULAN
Metode cobit perlu diterapkan pada
PT Transindo Jaya Komara, hal ini
berdasarkan atas kelemahan-kelemahan yang telah diuraikan pada bagian
sebelumnya. Dengan diterapkannya metode cobit diharapkan kinerja PT Transindo Jaya Komara dapat lebih baik dan
terorganisir sehingga visi dan misi perusahaan dapat tercapai dan juga dapat
memberikan kenyamanan dan keamanan bagi investor koperasi, pemegang saham dan
pemerintah.
REFERENSI
Posting Komentar